Mengenal Batik Truntum – Warisan Cinta Abadi dari Tanah Jawa

Mengenal Batik Truntum

rumahbatikserasan.com – Apakah kamu pernah mendengar tentang Batik Truntum? Di balik motif bintang-bintang kecil yang menawan ini, tersimpan kisah cinta yang abadi dan makna filosofis yang dalam. Diciptakan dengan penuh keikhlasan oleh Kanjeng Ratu Kencana pada abad ke-18, Batik Truntum tidak hanya menjadi simbol dari cinta sejati, tetapi juga menjadi warisan budaya yang patut kita lestarikan. Mari kita Mengenal Batik Truntum dengan selami keindahan dan filosofi dari Batik Truntum, dan temukan mengapa motif ini begitu istimewa dan penuh makna.

 

Mengenal Apa Itu Batik Truntum

Batik Truntum adalah salah satu motif batik tradisional yang sangat terkenal di Indonesia, khususnya di daerah Solo, Jawa Tengah. Motif ini memiliki pola unik yang terdiri dari bintang-bintang kecil atau bunga yang tersebar di seluruh permukaan kain, menciptakan tampilan yang sederhana namun elegan. Motif ini diciptakan oleh Kanjeng Ratu Kencana pada abad ke-18 sebagai simbol cinta dan kesetiaan yang abadi.

Ciri Khas Batik Truntum

Mengenal Batik Truntum

Ciri khas utama dari Batik Truntum adalah motif bintang atau bunga kecil yang tersebar merata. Pola ini tidak hanya memberikan kesan visual yang menarik, tetapi juga sarat dengan makna filosofis. Bintang-bintang kecil melambangkan harapan, cinta yang bersemi, dan kesetiaan yang tidak pernah pudar.

Penggunaan Batik Truntum

Mengenal Batik Truntum

Batik Truntum biasanya digunakan dalam upacara pernikahan adat Jawa. Pengantin dan orang tua pengantin sering mengenakan kain batik ini sebagai bagian dari busana pernikahan. Penggunaan Batik Truntum dalam upacara pernikahan menunjukkan harapan dan doa orang tua untuk kebahagiaan dan kesuksesan dalam pernikahan anak-anak mereka.

Selain dalam pernikahan, Batik Truntum juga bisa digunakan dalam berbagai acara resmi dan semi-resmi. Keindahan dan makna filosofisnya membuat batik ini sangat cocok untuk berbagai kesempatan, baik sebagai busana maupun sebagai hiasan.

Sejarah Batik Truntum

Batik Truntum memiliki sejarah yang kaya dan penuh dengan nilai-nilai budaya yang mendalam. Motif ini diciptakan oleh Kanjeng Ratu Kencana, istri dari Sunan Paku Buwono III, pada abad ke-18 di Keraton Solo, Jawa Tengah. Legenda mengatakan bahwa Kanjeng Ratu Kencana menciptakan motif ini saat ia mengalami masa-masa kesedihan karena pernikahannya yang tidak bahagia.

Dalam upaya mengatasi kesedihannya, Kanjeng Ratu Kencana mulai menciptakan motif batik sebagai bentuk pelarian dan terapi. Ia menciptakan motif-motif kecil yang mirip bintang atau bunga yang tersebar di seluruh kain. Motif ini kemudian dikenal sebagai Batik Truntum, yang berasal dari kata “taruntum” dalam bahasa Jawa yang berarti “bersemi kembali”. Pembuatan batik ini dilakukan dengan penuh keikhlasan dan cinta, sebagai harapan agar hubungan dengan suaminya dapat bersemi kembali seperti sedia kala.

Usahanya tidak sia-sia. Motif batik yang diciptakannya ternyata sangat indah dan penuh makna, sehingga menarik perhatian Sunan Paku Buwono III. Kanjeng Ratu Kencana berhasil merebut kembali cinta suaminya, dan sejak saat itu, Batik Truntum menjadi simbol dari cinta yang tulus, ikhlas, dan abadi. Keindahan dan makna filosofis yang mendalam membuat Batik Truntum menjadi salah satu motif batik yang sangat dihormati dan digunakan dalam berbagai upacara adat Jawa, terutama pernikahan.

Seiring berjalannya waktu, Batik Truntum tidak hanya digunakan dalam lingkup Keraton saja, tetapi juga meluas ke masyarakat umum. Motif ini sering digunakan oleh mempelai dan orang tua mempelai dalam upacara pernikahan sebagai simbol harapan agar pernikahan anak-anak mereka selalu harmonis dan penuh cinta. Selain itu, Batik Truntum juga sering dipakai dalam berbagai acara resmi dan sebagai hadiah yang sarat makna.

 

Makna dan Filosofi Batik Truntum

Nama “Truntum” berasal dari kata “taruntum” yang dalam bahasa Jawa berarti “bersemi kembali”. Motif ini melambangkan cinta yang tulus dan ikhlas serta harapan agar cinta tersebut selalu tumbuh dan berkembang. Batik Truntum biasanya digunakan dalam upacara pernikahan sebagai simbol dari harapan orang tua agar anak-anak mereka memiliki kehidupan rumah tangga yang harmonis dan penuh cinta.

Motif Truntum sendiri terdiri dari pola bintang atau bunga kecil yang tersebar di seluruh kain. Pola ini melambangkan cinta yang tulus dan abadi, layaknya bintang-bintang yang selalu menghiasi langit malam. Selain itu, motif ini juga menggambarkan kesetiaan dan keikhlasan dalam mencintai, tanpa mengharapkan balasan yang berlebihan.

Proses Pembuatan Batik Truntum

Pembuatan Batik Truntum mengikuti proses pembuatan batik tulis pada umumnya, yaitu melalui beberapa tahapan yang memerlukan ketelitian dan kesabaran. Berikut adalah tahapan dalam pembuatan Batik Truntum:

Nyungging (Membuat Pola)

Tahap pertama adalah membuat pola di atas kertas. Desainer batik akan menggambar motif Truntum yang terdiri dari bintang-bintang atau bunga-bunga kecil. Pensil atau canting digunakan untuk membuat sketsa pola. Pola ini akan menjadi panduan untuk proses selanjutnya, memastikan setiap detail motif tergambar dengan presisi.

Njaplak (Menjiplak Pola ke Kain)

Pola yang telah dibuat di kertas kemudian dijiplak ke kain menggunakan pensil atau canting. Pensil atau canting dan kertas karbon jika diperlukan untuk menjiplak pola dengan akurat. Memindahkan pola dari kertas ke kain agar motif dapat ditorehkan dengan malam pada langkah berikutnya.

Nyanting (Menorehkan Malam)

Setelah pola tergambar di kain, tahap selanjutnya adalah menorehkan malam (lilin batik) dengan menggunakan canting untuk menutupi bagian-bagian tertentu dari kain agar tidak terkena warna saat proses pencelupan. Canting (alat khusus untuk menorehkan malam) dan malam (lilin batik). Menutup bagian-bagian kain sesuai dengan pola untuk melindunginya dari pewarnaan.

Nembok (Melapisi Bagian Tertentu dengan Malam)

Bagian yang tidak diinginkan untuk terkena warna dasar dilapisi dengan malam lebih tebal. Malam dan canting atau kuas untuk aplikasi yang lebih besar. Melindungi area tertentu dari warna dasar sehingga motif dapat tetap terlihat jelas.

Medel (Pencelupan Warna Pertama)

Kain dicelupkan ke dalam pewarna pertama. Setelah itu, kain dijemur hingga kering. Wadah untuk pewarna, pewarna tekstil, dan tali jemuran. Memberikan warna dasar pada kain sesuai dengan desain yang diinginkan.

Ngerok (Menghilangkan Malam)

Malam yang menutupi motif dihilangkan dengan cara dikerok menggunakan alat khusus atau dicelupkan ke dalam air panas untuk melelehkannya. Alat pengerok malam atau air panas. Menghilangkan malam dari motif yang sudah dicelup sehingga motif bisa dilanjutkan ke tahap pewarnaan berikutnya.

Mbironi (Pewarnaan Ulang)

Kain diwarnai kembali dengan warna berbeda untuk bagian yang tidak tertutup malam. Pewarna tekstil, wadah pewarna, dan tali jemuran. Memberikan warna tambahan pada bagian-bagian tertentu dari motif, menciptakan kombinasi warna yang indah dan kompleks.

Nglorod (Menghilangkan Semua Malam)

Tahap terakhir adalah menghilangkan semua malam dari kain dengan cara merebusnya dalam air panas. Panci besar untuk merebus kain dan air panas. Menghilangkan semua sisa malam sehingga motif dan warna yang telah diaplikasikan tampak jelas dan kain siap untuk digunakan.

Batik Truntum adalah salah satu motif batik tradisional yang sarat dengan makna dan filosofi mendalam. Diciptakan oleh Kanjeng Ratu Kencana pada abad ke-18, motif ini menggambarkan cinta yang tulus, ikhlas, dan abadi. Pola bintang atau bunga kecil yang tersebar di seluruh kain tidak hanya memberikan keindahan visual tetapi juga membawa pesan harapan dan kesetiaan. Sejarah Batik Truntum yang kaya dan penuh nilai budaya membuatnya menjadi salah satu warisan budaya Indonesia yang harus dilestarikan.

Mengenal Batik Truntum

Apakah kamu terinspirasi oleh keindahan dan makna setelah mengenal Batik Truntum? Jangan lewatkan kesempatan untuk memiliki kain batik yang sarat dengan nilai sejarah dan filosofi ini. Kunjungi Rumah Batik Serasan atau instagram kami dan temukan koleksi Batik Truntum berkualitas dengan berbagai motif dan warna yang memukau. Dapatkan batik yang tidak hanya indah untuk dipakai tetapi juga membawa pesan cinta dan kesetiaan dalam setiap helainya. Mari lestarikan budaya Indonesia dengan bangga mengenakan batik!

Kunjungi Rumah Batik Serasan sekarang dan dapatkan Batik Truntum favorit mu!